Ceritaku Hari Ini


Senja Dua Hati

(Novel Koleksi Pribadi)

Untuk Kasih Sayang

“Sayang itu butuh pengorbanan, tapi dikala pengorbanaan itu tak  terasa di hargai maka coba lah dilain waktu. Pengorbanan akan dihargai melebihi apa yang telah kamu bayangkan sebelumnya.

Sayang itu bagai jeruji yang membatasi dunia, Tapi sayang bukan seperti jeruji penjara…

iya bebas mengekspresikan isi hati tanpa harus malu memperlihatkannya”.

 

 

I

SEBATANG ROKOK

Angel namaku biasa di panggil, usia ku 20 tahun. Kuliah di salah satu Universitas Negeri di Bandung tingkat tiga jurusan komunikasi. Kampusku cukup besar dengan dihuni sekitar 12.000 lebih mahasiswa dari berbagai fakultas yang datang dari penjuru Indonesia. Cukup ramai untuk kampus sekecil ini. Kampus ini jadi tumpuan harapanku dalam menentukan hidup dan dikampus inilah kisahku dimulai.

10.17 menit waktu di arloji angel. Ternyata sudah siang, tinggal 13 menit lagi angel masuk kelas untuk mengikuti kuliah ilmu komunikasi. Angel membuka kembali lagi buku hariannya pada lembaran sebelumnya. Angel kaget ternyata telah menulis begitu banyak cerita dibuku hariannya. Angel seperti tidak sadar, lupa dengan apa yang sudah dituliskan di buku hariannya. Kertas dan pena inilah satu-satunya teman yang setia mendengarnya keluh kesahku dan dia selalu ada setiap saat bila aku membutuhkan tumpuan kertas dari penaku, ya… selain kedua sahabatku. Ini salah satu cara angel untuk melupakan kesedihan dan kegelisahannya, mungkin kertas dan pena inilah yang paling mengetahui semua isi hatinya. Alasannya kertas tidak akan mengeluh sewaktu pena mencoret tubuhya yang putih, paling tidak angel merasa tidak sakit hati sewaktu kertas putih itu marah kepadanya. Bodoh kalau angel marah, karena kertas tidak pernah bisa bicara bahkan marah.

Cuaca hari ini begitu panas, andai tubuh ini lemah pasti ia telah tergulai  lemas menahan panasnya terik sinar matahari. Angel melihat kesekeliling begitu banyaknya orang lalu lalang didepannya sepertinya mereka sedang sibuk mengurus sesuatu yang entah apa angel pun tidak tahu. Mungkin fikirnya hanya dia yang duduk termenung sendirian ditangga kampus, tanpa tahu apa yang sedang ia fikirkan. Angel bahkan mengakui kalau ia punya khayalan tingkat tinggi tentang kehidupannya. Ia membayangkan hidupnya akan berakhir seperti cerita Snow White atau bahkan seperti cerita Cinderela, yang berakhir bahagia karena menemukan seseorang yang begitu mencintai cinderela dengan sepenuh hati walaupun butuh perjuangan yang sangat panjang untuk menemukan kebahagiaan. Bukan mustahil semua itu bisa terjadi di dunia nyata. Tapi mungkin saat ini angel merasa semakin lama ia akan jadi satu-satunya orang yang merasa sendirian di tengah keramaian. Setiap orang pernah mengalami situasi seperti itu, tapi angel merasa bahwa ia adalah satu-satunya orang yang mengalami situasi itu saat ini.

Sebenarnya bodoh mengakui kalau angel sedang kesepian, kesepian yang bukan arti sebenarnya. Hatinya merasa hampa, ia tidak tahu kalau rasa hampa itu menimbulkan rasa sepi dalam hatinya. Mungkin semua orang pun pernah mengalami hal ini, tapi rasanya berbeda dengan apa yang dirasakan angel. Angel merasa kalau ia satu-satunya orang yang paling kesepian.

Tiba-tiba daniel dan lastri datang dari arah belakang ”ngelamun ya non” angel spontan kaget sambil melihat kearah belakang. Buku harianya jatuh, angel beranjak dari duduknya dan mengambil bukunya kembali.

”Ya ampun niel, sumpah deh aku kaget! Untung aku gak punya penyakit jantung” ujar angel.

”Emang kamu punya penyakit jantung ya?” pertanyaan tidak penting dilontarkan lastri.

”Ini anak kayaknya emang rada tulalit ya?!” ujar angel sambil menyentuh wajah lastri’

”Yeah baru tahu ya, nona yang satu ini rada tulalit. Jadi kemana saja selama ini non” daniel menimpa omongan angel.

Lastri kesal dan memasang muka cemberut ”ko gitu sih, enak saja bilang aku tulalit L”.

”Tenang-tenang biar tulalit juga tetep cantik ko!!” angel menghibur lastri.

”Cup… cup… iya gak lastriku sayang, maaf ya…?!” ujar daniel sambil membujuk lastri.

Mereka berdua sahabat terbaikku, menemani aku saat aku merasa kesepian. Mereka membuat aku tertawa disaat aku merasa sedih dan mereka pula lah yang menjaga aku disaat aku ngerasa terpuruk. Sahabat terbaik dalam hidupku sekarang adalah mereka. Aku merasa orang yang paling beruntung. Mereka bisa menerima aku apa adanya dan entah sudah berapa kali kami bertengkar gara-gara berselisih paham atau berbeda pendapat. Ada pepatah yang mengatakan bahwa sahabat adalah anugrah terindah, pepatah itu aku akui sepenuhnya.  Kalau mereka benar-benar teman yang dikirim Tuhan untuk mendampingi aku. Thank’s, your is the best…

Daniel merebut buku yang sedang digenggam angel ”cieh…  curhat ya non”. Daniel membaca sebagian kalimat yang tertulis dalam buku harian angel dengan keras ”aku tak mengerti…”.

Belum sempat daniel membaca satu kalimat, angel merebut bukunya kembali dengan ekspresi marah ”apaan sich..!?! gak sopan tahu baca buku orang, apalagi tanpa seizin orangnya” sambil berlalu pergi meninggalkan kedua sahabatnya.

Daniel mengejar angel ”eit.. bentar dulu, mau kemana sich buru-buru?” tanya daniel.

Angel menarik nafas dalam-dalam ”aku mau masuk kuliah dulu daniel yang keren, nih sudah telat 15 menit”.

”Lho ko masuk sich angel, bukannya hari ini gak ada kelas” tanya lastri.

Muka angel agak berubah ”iya sich, tapi aku mesti ngejar ketinggalan. Makanya aku masuk kelas lain” angel menepuk bahu lastri dan meneruskan bicaranya ”ya udah aku masuk ya!” sambil berlalu pergi menuju tangga kelas.

Daniel berteriak ”nanti siang kita tunggu dikantin”.

”Oke!” jawab angel dari kejauhan.

Langkah angel begitu berat. Perlahan ia  melangkahkan kaki menuju ruangan kelas tempat ia akan mengikuti kuliah. Ternyata kelas masih kosong, hanya ada beberapa mahasiswa saja padahal ia sudah telat beberapa menit. Angel berusaha mencari tahu alasan kelas belum dimulai, ternyata dosen yang akan memberikan materi masih dalam perjalanan menuju kampus. Angel menarik nafas panjang sambil mencari tempat duduk yang nyaman. Akhirnya setelah menunggu beberapa menit, dosen yang ditunggu-tunggu datang juga. Semua mahasiswa yang tadinya bergerombol, mulai mencari tempat duduknya masing-masing dan berusaha serius untuk mengikuti materi yang disampaikan dosen didepan.

Setelah mengikuti kuliah selama 30 menit, angel mulai merasa suntuk dengan suasana dalam kelas. Apalagi materi yang disampaikan dosennya begitu membosankan. Angel melihat kesekeliling kelas, semuanya tampak serius memperhatikan dosen. Tidak ada teman untuk diajak cerita lewat surat seperti yang biasa semua mahasiswa lakukan, ujar angel dalam hati. Seperti biasa hal yang membosankan melihat situasi yang sama setiap hari dalam kelas, mungkin beberapa mahasiswa merasakan kebosanan yang sama dengan angel, mereka hanya pura-pura serius memperhatikan dosen didepan. Angel menarik nafas panjang, apalagi yang dikerjakan manusia selain berpura-pura. Berpura-pura untuk membuat hati bahagia, seperti yang sekarang angel lakukan. Berpura-pura seperti tidak punya kegelisahan.

Angel lalu membuka buku hariannya kembali, matanya menatap tulisan yang tadi ia tulis sebelum masuk kelas. Angel mengangkat penanya perlahan dan meneruskan menulis yang sebelumnya sempat tertunda, tanpa memperdulikan dosen yang sedang sibuk menerangkan.

Hampa rasanya satu tahun ini hidupku, sunyi rasanya. Trauma selalu menyelimuti kehidupanku. Trauma akan kisah cinta yang berakhir menyakitkan bagiku. Semenjak kejadian yang membuat aku tertekan, membuat aku terjerumus dalam pergaulan yang tidak sepantasnya seorang gadis lakukan. Obat-obatan, minuman keras, merokok, pergaulan malam sudah menjadi kebiasaan aku sehari-hari. Bahkan persahabatku sempat hancur, untunglah aku belum sampai pada pergaulan bebas, menyerahkan diriku untuk seorang laki-laki. Huh… semoga sampai kapan pun aku tidak pernah merasakan semua itu lagi.

Sejak kecil aku hanya tinggal bersama  ayahku, ibu telah meninggal 10 tahun yang lalu. Sebenernya aku merasa iri terhadap daniel dan lastri yang masih punya orang tua lengkap. Mereka masih bisa cerita tentang masalahnya kepada orang tua mereka khususnya ibu mereka.

Aku merindukan sosok ibu, yang sampai sekarang kehangatannya terasa saat ia memeluk aku. Saat membelai rambut aku, tapi semuanya itu memang sudah tidak mungkin lagi. Ibu kini ada di surga melihatku dari jauh, menangis ketika melihatku bersedih dan tersenyum ketika aku membuat kesalahan. Tempat terbaik aku bercerita tanpa harus menggurui aku sedikit pun. Kini kenangan itu hanya tersimpan dalam hati dan terkenang dalam album.

Sejak ibu meninggal, tante vie adik dari ayah yang sekarang jadi pengganti ibu buatku. Ia merawat aku dan menyayangi aku seperti anak kandungnya. Tapi tidak sama rasanya bila ibu yang ada disisiku sekarang.

Aku rindu ibu… aku sayang ibu…

Andai ibu mendengarku, kalau aku ingin sekali dipeluknya…

Merasakan belaian rambutnya saat aku merasa sedih dan merasakan tumpuan bahunya yang hangat saat aku ingin menangis.

Aku sudah lama coba menghilangkan kebiasaan jelek aku dengan masuk panti rehabilitasi, mmmm terima kasih Tuhan semua itu membantu aku jadi manusia baru. Ukh.. tapi sampai sekarang pun aku tidak akan pernah bisa melupakan kenangan ini. Semakin aku coba megelupakan, semakin itu pula aku akan terus mengingatnya. Bayangan sakit hati itu terus saja menyelimuti kehidupan ku. Rio… ya rio telah membuat aku seperti ini. Aku tak mengerti mengapa seorang rio bisa merubah aku jadi orang yang cengeng, jadi orang yang lemah dan akhirnya jadi orang yang penuh dengan sakit hati dan dendam. Sebenarnya  apa yang mesti aku lakukan sekarang ini, bukan maksud untuk lari dari kenyataan tapi terasa berat buatku. Aku merasa semakin hari kepercayaan terhadap seseorang hilang begitu saja, mungkin ini yang namanya trauma. Semua ini sulit membuat aku percaya…

Aku harus berusaha menggapai kebahagiaanku sendiri, menggapai apa yang aku inginkan. Sebenarnya percaya atau tidak aku punya impian yang semua wanita punya yaitu kebahagian mencintai dan dicintai seseorang…!!!

Tidak terasa waktu telah siang. Mata kuliah yang angel ikutin telah berakhir dan sekarang waktunya makan siang. Sementara itu daniel dan lastri telah menunggu angel di kantin kampus.

Lastri bicara ”ukh… mana sich angel, sudah laper banget nich. Daniel kemana sih angel?” sambil melihat kesekeliling siapa tahu angel muncul tiba-tiba. Lastri kembali bertanya kepada daniel ”niel, mana sich angel?” lastri melirik kearah daniel ”ya… pantes gak ada jawaban, asik ngeliatin cewek” lastri memukul kepala daniel.

Spontan daniel kaget sambil mengelus kepalanya ”apaan sich, sakit tau!?”.

Mata lastri melotot memperlihatkan mimik marah.

Daniel sepontan tersenyum ”Iya…iya… nyantai bos, laper sich laper tapi gak usah sewot kaya gitu donk. He…he…he… mukanya biasa saja non, ketauan kalau lapernya”.

”Kebiasaan sich, diajak ngobrol gak jawab. Eh malah asik nongkrongin cewek” ujar lastri dengan kesal.

”Hehehe, cemburu ya?!.. maaf dech” sambil tersenyum kearah lastri.

”Cemburu?!.. cape dech, Ikh nyengir. Mana sich angel. Gak biasanya dia telat gini” tanya lastri.

”Tenang saja paling bentar lagi dateng, jam-jam kaya gini kan waktunya dia makan siang. Apalagi makanan kesukaannya telah menunggu, baso spesial gak pake bawang goreng buatan mang kumis ha…ha…” daniel menjawab sambil meledek.

Lastri tertawa sambil memperlihatkan muka sinis.

Tiba-tiba angel datang dari arah belakang ”hai… lagi ngomongin aku ya?”.

”Enak saja, kepedean banget sich” jawab daniel.

Angel melihat kearah lastri ”Kenapa non ko cemberut?’ tanya angel.

”Nih temen kita yang satu ini, yang gantengnya minta ampun” jarinya menunjuk kerah daniel ”ditanya gak jawab, malah matanya terus saja ngeliatin cewek-cewek disana” ujar lastri dengan kesal.

Daniel tertawa ”habis pertanyaannya sama terus, nanyain kamu terus angel. Angel kemana ya, angel ko telat ya” ujar daniel sambil memperagakan gaya bicara lastri.

Lastri dan daniel terus saja bertengkar,

”Sudah… sudah… gitu saja ko pake ribut segala. Lagian kebiasaan tiap di kantin pasti saja matanya belanja. Sekali-kali deketin ceweknya minta kenalan, jangan berani dikandang saja, hasilnya sampai sekarang gak dapet-dapet deh” angel puas rasanya meledek daniel.

”Kan namanya juga usaha, siapa tahu?!” jawab daniel.

”Siapa tahu… jadi… Kebanyakan gak pernah jadi” lastri meledek daniel.

”Alah, mendingan mukanya setrika dulu tuh. Ganti casing wajah dulu, baru bisa dapet cewek. Pengen dapetin cewek tapi kerjaannya diliatin doang! Usaha donk, kalau kerjaannya kayak gitu bisa-bisa seumur hidup jomblo” ujar angel sambil tertawa.

Daniel tertawa malu, ledekan angel memang benar. Sebenarnya tampang daniel tidak terlalu jelek, malah terbilang keren. Tapi ya… tidak tahu kenapa setiap kali deket cewek, daniel pasti frustasi gara-gara grogi. Daniel bilang sich lagi penyesuaian sambil usaha… ya tapi entah, kalau gitu namanya usaha apa?. Angel dan lastri sebenarnya sudah berusaha beberapa kali menjodohkan daniel dengan teman satu kampusnya, tapi tetep saja hubungannya itu cuma bertahan satu minggu, satu hari bahkan ada yg satu jam, ya… habis itu putus dech. Alasan daniel bilang dia yang mutusin hubungan gara-gara posesif, padahal dia yang diputusin cewek gara-gara pasif. Hahaha… lucu, daniel… daniel… masa pacaran aja mesti diajarin atau diantar-antar kita.

”Kemana saja sich kamu angel, aku kelaperan nich” ujar lastri dengan nada agak kesal.

”Aduh maaf ya lastri sayang. Habis dosennya tuch nyebelin banget, masa keluarnya lama banget” jawab angel.

”Dosennya atau telat keluar gara-gara asik ngelamun” daniel menimpa omongan angel.

”Brisik” balas angel.

”Udah buruan pesen, aku pesenin tapi bayar masing-masing ya” ujar daniel.

”Ukh… dasar kere!” ujar lastri.

Daniel menyeringai ”tapi tetep cakep kan?! udah buruan.. pesan apaan?”.

”Biasa ya niel” ujar angel sambil mengedipkan sebelah matanya.

”Akh Baso gak pake bawang goreng kan?!” jawab daniel sambil berlalu menuju stand makanan.

Lama sekali mereka berada dikantin, sampai-sampai abang kantin pun tahu nama dan kebiasaan mereka bertiga kalau sedang nongkrong di kantin. Walaupun suasana kantin cukup ramai, tidak mengganggu mereka yang asik meledek daniel. Ya… saat itu daniel lah objek ledekan angel dan lastri, karena hanya dia satu-satunya orang yang punya sikap konyol. Untunglah kita semua tahu posisi dimana kita mesti bercanda dan serius, jadi tidak akan ada orang yang tersinggung. Walaupun kadang-kadang daniel suka cemberut sewaktu diledekin ’cowok keren takut cewek’.

 

Sungguh melelahkan rasanya hari ini, angel beranjak dari tempat tidurnya. Ia menggeser kursi belajarnya, lalu duduk sambil menyandarkan punggungnya. Perlahan ia membuka tas kuliahnya dan mengeluarkan buku hariannya. Membuka perlahan-lahan lembaran demi lembaran sampai ia menemukan kertas yang kosong. Kemudian angel mengambil pena yang tergeletak di meja belajarnya. Seperti biasa ia mulai menuliskan isi hatinya di buku harian itu.

Hari ini berlalu begitu saja. Rasanya waktu berlalu cepat bagiku. Begitu banyak harapan yang aku pendam, ingin rasanya aku tumpahkan untuk merubah diriku menjadi pribadi yang sama seperti dulu lagi. Ceria dan bersemangat, tapi saat ini semua itu telah berubah menjadi kenangan kelabu bagiku. Kehilangan rio membuat aku rapuh dan selalu mengutuk diri sendiri. Pertanyaan demi pertanyaan selalu saja menghantui aku. Dari mulai mengapa rio meninggalkan aku, alasan ia meninggalkan aku, kekurangan aku apa, apa salah aku?.. Cape rasanya menghadapi semua ini. Ingin rasanya lari dari kenyataan, biar semuanya musnah dan biar semua pertanyaan yang ada sekarang hilang begitu saja.

Aku hanya buih ditengah lautan,

Bukan siapa-siapa diantara siapa-siapa pun.

Aku tidak akan pernah terpilih menjadi buih yang besar,

Jika diriku bukan siapa-siapa bagi lautan yang memberikan tempat untukku.

Aku tidak tahu isi hatinya, dan aku pun percaya tidak ada seorang pun yang mampu mengukur dalamnya hati seseorang. Kita hanya bisa percaya saja terhadap semua yang kita lihat, tapi bagimana dengan perasaan kita. Pembuktian akan perasaan tidak akan pernah nampak dan kita tidak bisa membuktikan semua dengan sendirinya. Dulu aku sangka rio adalah pelabuhan terakhirku, tapi ternyata hanya sebuah dermaga saja yang perlu melakukan perjalanan lagi untuk menuju pelabuhan terakhir.

Satu hal yang membuat aku bertahan saat itu adalah ”kepercayaan” Yaa.. ”rasa percaya ku terhadap rio yang selalu ada dalam keyakinan aku”.

Dua hari ini angel tidak pernah kelihatan dikampus.

”Gile cape banget, enam SKS kuliah. Pake gak ada istirahatnya lagi!” daniel mengeluh.

”Iya nich Niel, Lastri juga cape banget hari ini. Cuacanya panas banget” lastri mengusap mukanya dengan sapu tangan.

Mereka duduk di taman kampus, menunggu angel. Setelah menunggu lama ” niel, angel mana sich? Gak kayak biasanya!” lastri merasa heran.

”Iya.. tuh anak kemana ya. Biasanya dia duluan yang nongkrong nungguin kita disini” ujar daniel.

”Gak masuk kali niel, dari kemarin kita gak liat dia. Eh.. coba telphone dia” lastri mencoba mencari tahu dimana angel.

Daniel langsung mengambil HP nya, mencari no dalam Hpnya. Kemudian mendekatnya pada telinga. Beberapa detik kemudian ”hpnya gak aktif! kemana ya tuh anak? Bikin kita khawatir saja”.

”Coba telphone rumahnya, niel” lastri memberikan saran. Daniel dengan segera mencari no di Handpone-nya lagi. Kemudian,

”Hallo…”

”Oh, Ini tante vie?!”

”Angelnya ada tante?”

”Daniel..”

”Sakit! Sakit apa ya tante?”

”Oh iya… Qta kesana saja tante. Makasih!”

Daniel menutup telphone-nya. Lastri mendekati daniel ”kenapa niel?”.

”Tadi yang angkat tante vie, dia bilang angel sakit”. Tanpa banyak bicara daniel menarik tangan lastri menuju mobil. Daniel menyalakan mobil dan bergegas menuju rumah angel.

Tidak beberapa lama mereka berdua tiba di rumah angel. Hampir dua kali lastri mengetuk pintu, tapi tetap tidak ada yang membukanya ”pada kemana sich?” lastri bertanya kepada daniel.

”Coba aku yang mengetuk, pasti terbuka” ternyata benar giliran daniel yang mengetuk pintu langsung terbuka, dengan bangganya daniel berkata ”tuh kan kalau orang keren yang  mengetuk pintu langsung terbuka” daniel tersenyum.

Tante vie membuka pintu dan memberitahukan kalau angel sedang ada dikamarnya. Katanya seharian ini angel terus saja mengurung diri dikamar, tidak mau keluar kamar dan tidak mau makan. Setelah bercakap-cakap sebentar daniel dan lastri bergegas menuju kamar angel sambil membawa kue dan minuman yang diberikan tante vie kepada mereka.

Lastri mengetuk pintu kamar angel ”tok…tok…tok…”.

Dengan muka lusuh plus suntuk angel membuka pintu kamarnya ”hmmm… masuk” tanpa basa basi daniel dan lastri masuk. Angel berbaring lagi ditempat tidurnya.

Lastri menghampiri angel ”kamu sakit ya, angel? Ko kamu gak kuliah?” tangan lastri menyentuh kening angel ”tapi badan kamu gak panas. Tadi kita telphone ke hp malah mailbox. Terus kita telphone ke rumah, tante vie yang angkat katanya kamu sakit. Terus kita langsung saja ke sini”.

”Tumben tante vie ada disini?” tanya daniel.

”Iya, ayah lagi keluar kota. Jadi tante vie yang diminta ngejagain rumah” jawab angel.

”Yakin cuma jagain rumah, gak jagain kamu. Hehehe…” ujar lastri sambil tertawa kecil.

Daniel menghampiri angel ”kamu baik-baik saja kan angel. Mukanya kusut banget” daniel diam sejenak. Daniel merasa sikap angel ada yang aneh, tidak seperti biasanya. Angel nampak murung, mukanya kusut dan rambutnya acak-acakan seperti tidak disisir. Sedangkan daniel tahu kalau angel bukan tipe cewek yang suka membiarkan rambutnya kusut.

”Kenapa lagi sich angel. Ngomong donk sama kita” tanya daniel.

Angel terdiam ia hanya melihat kedua temannya, mukanya mulai tertunduk, isak tangis angel mulai terdengar. Angel menutup muka dengan kedua tangannya. Membiarkan air matanya turun tapi tertahan oleh kedua tanganya. Dia tidak ingin kedua sahabatnya tahu betapa jelek mukanya kalau ia sedang menangis, dan itu artinya juga angel ingin kedua sahabatnya tetap tidak bertanya mengenai alasan mengapa ia menangis. Tapi justru hal itu yang membuat kedua sahabatnya bertanya.

Lastri langsung memeluk angel. Daniel hanya menepuk bahu angel berusaha menyakinkan angel kalau mereka akan selalu ada saat salah satu sahabatnya menangis.

Angel terdiam. Tidak beberapa lama angel berkata sambil terisak, ia berusaha mengusap air matanya ”aku cuma suntuk, aku sedih, aku bingung!”.

Daniel mencoba bertanya ”kamu kenapa sich angel, gak biasanya kayak gini. Tahu gak sich kita kebingungan cari kamu, karena beberapa hari ini kamu gak kelihatan di kampus”. Lastri diam sambil memandangi angel.

Ekspresi angel berubah, tidak kuasa menahan air matanya. Kesedihan tiba-tiba mulai terasa lagi dalam hati angel, setelah setahun yang lalu. Rio sudah lama meninggalkan angel, tapi luka yang dialami angel belum juga sembuh. Angel terus saja menangis, lastri berusaha menenangkan angel dengan memeluknya. Ini adalah hal yang terindah dilakukan sahabat, memeluk saat sahabat lainnya merasa sedih. Pelukan ini akan terasa hangat, siapa pun orangnya akan merasa dirinya nyaman disaat ia merasa sedih dan gundah. Lastri berusaha menenangkan dan membuat rasa nyaman. Hal yang berharga pula ketika sahabat akan selalu ada disisi untuk mendengarkan keluh kesah kita, memeluk dan meminjamkan bahunya untuk kita menangis. Moment seperti ini sulit dijumpai, bila bukan karena adanya kasih sayang yang tulus.

Tidak berapa lama angel melepaskan pelukan lastri dan beranjak mengambil sebatang rokok dari bungkusnya, dengan gemetar angel berusaha menyalakan rokok itu.

”Apaan sich angel. Kamu tuh kenapa? kamu sudah terlalu banyak ngisap rokok. Kamu kan sudah janji sama kita buat ninggalin kebiasaan ini” daniel berusaha merebut rokok dari tangan angel.

”Aku gak bisa kayak gini terus, aku tersiksa niel. Hanya rokok ini yang buat aku tenang” angel menjawab sambil menangis.

”Aku tahu kamu tersiksa, tapi kenapa mesti sama rokok kamu merasa tenang. Terus buat apa ada aku sama lastri disini?” daniel merasa kesal.

Lastri menyentuh bahu daniel, seolah-olah berusaha meredam kekesalan daniel ”sudah niel”.

”Seharusnya kata sudah itu bukan buat aku” daniel kesal dengan tingkah laku angel sekarang ini.

Lastri menarik daniel menjauh dari angel. mereka berbisik satu sama lain ”niel, pahami angel. Situasinya gak mungkin buat kita ngelarang dia”.

”Iya aku tahu situasinya gak tepat. Tapi dia mesti mengerti, dia sudah janji. Dan aku ngelakuin ini semua demi kebaikan dia lastri” daniel terus saja mempertahankan pendapatnya.

”Aku ngerti niel… aku ngerti banget. Tapi aku mohon pendam dulu ego kamu. Kamu gak lihat keadaan angel kaya gimana” mereka berdua menoleh kearah angel. lastri kemudian meneruskan kata-katanya lagi ”niel kita sudah mengalami situasi ini dulu. Kita mempertahankan ego kita tapi apa hasilnya angel menganggap kita musuhnya dan dia menganggap kita tidak memahami situasi yang sedang dialaminya. Angel bisa melakukan hal-hal buruk seperti setahun lalu atau bahkan lebih buruk dari itu”. Lastri menepuk bahu daniel ”kamu paham kan niel, aku mohon tenangkan diri kamu”.

Daniel membalikkan badannya mendekati tembok, tangannya nampak memukul tembok ”brengsek ini pasti gara-gara rio”.

Lastri kembali menepuk bahu daniel dari arah belakang, daniel menoleh dan lastri hanya membalas dengan tersenyum untuk menenangkan daniel dari kekesalannya.

Lastri mendekati angel dan berkata ”mendingan kamu ikutin kata-kata daniel, kita berusaha baik” nada bicara lastri sedikit bijak dibanding daniel.

”Aku gak bisa” angel semakin tidak kuasa menahan air matanya.

”Kamu bisa angel. kita berdua yakin kamu bisa menghadapi semuanya. Rokok hanya pelampiasan kamu saja. Sekarang  kamu tenang, apa nanti kamu masih bisa tenang. Sementara angel… sementara… kamu mesti tahu cuma sementara!” nada suara daniel seperti sedang kesal, dia berusaha membuat angel berfikir.

Lastri menoleh kembali kearah daniel, ia menggelengkan kepalanya. Berusaha memberikan isyarat kalau daniel harus menurunkan nada bicaranya ”Iya angel! kita tidak ingin kamu seperti ini” ujar lastri.

Daniel menjauh dari angel. Dia mengerti dengan isyarat yang diberikan lastri. Dia mulai bicara dengan nada halus tanpa ada nada marah sedikit pun pada angel ”kamu tuh kenapa sih angel, kamu bisa cerita kan sama kita. Kalau rokok bisa buat kamu tenang, terus apa gunanya kita berdua ada disini. Kita berdua sayang sama kamu, jadi aku mohon cerita sama kita” daniel merendahkan nada bicaranya.

Angel menatap lastri, lastri hanya mengangguk isyarat membenarkan apa yang dikatakan daniel.

Angel beranjak, dengan masih bergelimangan air mata ”aku satu-satunya orang yang  paling menderita, dicampakkan orang yang aku sayangi dengan sepenuh hati”.

”Rio!!…” ujar lastri.

Angel mengangguk.

”Sudah aku duga. Kenapa sich mesti rio dan rio yang selalu ada dalam fikiran kamu, sudah setahun lalu angel rio ninggalin kamu” daniel sepertinya bertambah kesal, ternyata dugaannya benar.

”Satu tahun” angel tertawa ”rasanya baru saja kemarin rio ninggalin aku gitu saja tanpa penjelasan sedikitpun. Aku seperti tidak ada harganya, yang ia tinggalin hanyalah berbagai pertanyaan dibenakku dan rasa sakit hati ini”. Angel bicara dengan menatap daniel. Seperti ingin menegaskan bahwa lelaki didunia ini hanya rio.

Daniel dan lastri terdiam mendengarkan angel bercerita. Apalagi yang harus dilakukan mereka agar semuanya bisa angel lupakan. Mereka fikir setahun cukup buat angel melupakan mengenai sakit hatinya, tapi setahun itu pula belum cukup memberikan waktu untuk angel berfikir mengenai semuanya. Waktu!! lagi-lagi mengenai waktu, waktu. memang memberikan kesempatan kepada angel buat berfikir mengenai kesalahan hidupnya. Tapi waktu pula yang membuat angel terus menunggu tanpa pasti atas segala kesedihan yang ia alami.

Angel meneruskan kata-katanya ”percuma saat itu aku mempertahankan semuanya, percuma… kalau akhirnya inilah yang aku terima” angel mengambil kembali batang rokok yang telah direbut daniel tadi.

”Apaan sih angel, berhenti…” lastri berusaha merebut kembali rokok itu, tapi tidak berhasil.

”Biarin… ini” sambil mengacungkan sebatang rokok ”rokok ini tidak pernah menyakiti aku apalagi meninggalkan aku, seperti yang dilakukan rio padaku”.

Daniel memegang tangan lastri sambil berkata ”sudah lastri biarkan, angel memang keras kepala. Percuma kita tahan-tahan dia”.

Lastri menggeleng mendengar pernyataan daniel, menepis genggaman tangan daniel dan berkata ”Angel sadar, rokok itu cuma benda yang tidak akan pernah bisa bicara. Rokok itu seperti ditakdiri untuk membuat orang ketergantungan. Aku mohon angel jangan seperti ini. Kita jadi sedih melihat kamu, aku mohon hentikan semua ini angel” lastri merasa sedih dengan kondisi angel. Lastri pun berusaha merebut kembali rokok yang dipegang angel tapi tetap tidak bisa.

Daniel menepuk bahu lastri memberi isyarat untuk membiarkan angel menghisapnya. Dengan gugup angel berusaha menyalakan rokok tersebut dan menghisapnya.

”Hahhhhh” angel menarik nafas panjang dan kembali meneruskan kata-katanya ”sudah satu tahun aku simpan kesedihan ini, ini saatnya aku…”  angel terdiam sejenak. Rokok masih menyala ditangannya, angel kemudian meneruskan kata-katanya lagi ”apa sebenarnya salah aku dan kenapa aku harus seperti ini”.

Lastri bicara ”kita berdua tahu kamu sayang banget sama rio, tapi kamu juga mesti tahu dia ninggalin kamu demi orang lain dan sekarang rio bukan siapa-siapa kamu lagi angel. kamu mesti sadar”.

Daniel meneruskan perkataan lastri ”lastri benar angel. Kalau rio bener-bener sayang, dia gak akan meninggalkan kamu demi orang lain dan rio gak akan bohong sama kamu tentang alasan kalian berpisah”.

Angel melempar rokoknya kearah jendela ”Kenapa dia mesti bohong” angel mendekati jendela kamar dan memandang ke arah luar. Hujan gerimis mulai turun, sepertinya alam pun mengerti kesedihan yang dirasakan angel. Angel mulai bicara ngelantur ”Tuhan gak sayang sama aku, Tuhan sengaja membiarkan rio menyayangi orang lain dan membiarkan rio ninggalin aku sendirian”.

Lastri mendekati angel ”kamu gak boleh ngomong kaya gitu. Kalau Tuhan gak sayang kamu ngapain dia nyelamatin nyawa kamu sewaktu over dosis. Ngapain kamu masih hidup sampai sekarang. Ngapain Tuhan ngasih kekuatan sama kamu selama satu tahun ini. Ngapain coba Tuhan ngasih semua itu sama kamu? Banyak orang yang lebih menderita selain kamu. Angel jangan biarin hati kamu menyalahkan Tuhan” ujar lastri dengan nada sedikit emosi.

Angel duduk terdiam sambil memeluk lututnya, ia masih bicara mengenai rio ”selama kita jalan, kita gak penah bertengkar. Gak ada masalah yang serius yang bikin kita saling cuek. Tapi kenapa hubungan aku sama rio bisa kayak gini?… aku sayang dia… aku tuh sayang dia…!!!”. Ini jadi alasan kedua mengapa aku masih bertahan dengan hubungan yang tidak pasti ”rasa sayangku terhadap rio sangat besar”.

Lastri mendekati angel sambil tersenyum ”kita berdua tuh tahu banget kamu sayang sama rio. Tapi kamu mesti tahu angel, kamu terlalu baik buat dia”.

”Lantas kenapa rio ninggalin aku, sedangkan aku terlalu baik buat dia. Kenapa mesti ninggalin aku demi orang lain, kenapa?…” angel histeris.

Daniel menghampiri angel sambil memegang tangan angel ”kamu mesti tenang angel. Betul kata lastri, kamu terlalu baik buat dia dan nanti pasti ada lelaki yang lebih baik juga buat kamu tapi bukan rio. Maka itu kamu pantes mendapatkan yang sepadan dan rio gak pantes terus menerus kamu tangisi”.

”Kita berdua gak pengen ngeliat kamu kaya gini, Tuhan tidak akan membiarkan umatnya menderita, aku yakin pasti ada hikmah dibalik kejadian ini semua dan kamu mesti percaya itu. Ada hidup bahagia menanti kamu” ujar lastri.

Suasana hening sejenak, membuat angel berfikir keras tentang apa yang dikatakan kedua sahabatnya. Kenangan itu sudah berlalu dan kini aku punya hidup baru yang perlu dilalui. Bukan demi orang lain aku bertahan, tapi untuk diriku sendiri. Terus menerus membohongi diri demi kesalahan yang lalu akan membuat diri semakin tersiksa. Angel berusaha tersenyum di atas kesedihannya.

”Bahagia?! Apa itu akan terjadi padaku?” tanya angel mengenai kebahagian.

Lastri dan daniel mengangguk.

”Tapi kapan?” angel mulai tenang.

”Nanti setelah kamu mulai bisa tersenyum” jawab lastri.

”Setelah semua ini?!….” ucap angel.

Lastri mengangguk ”hari ini, esok, lusa bahkan berhari-hari kamu akan dapat kebahagian”.

Angel tertawa kecil, ia memeluk lastri dengan erat meneruskan rangkaian tangisan yang sempat tertunda.

”Sudah!! Kamu tidak akan bisa tertawa kalau kamu menangis terus. Ayo non… kamu pasti bisa” ujar daniel sambil mengedipkan mata.

Angel tersenyum kecil.

”Nah gitu dunk, kan cakep” ujar daniel sambil mengusap kepala angel.

”Rasanya aku orang yang paling konyol, mempertahankan hal yang sudah lalu dan membiarkan sahabat aku menangis juga” angel mengusap air matanya.

Lastri memeluk angel ”bukan konyol lagi kamu tuh orang yang paling bodoh menangisi seorang rio. Angel jangan buat kita khawatir lagi ya… lastri sayang banget sama kamu”.

Angel mengangguk.

Daniel tersenyum dan memeluk angel ”miss you”.

”Aku juga sayang banget sama kalian” angel menangis dipelukan kedua sahabatnya. Mereka bertiga terhanyut dalam suasana syahdu, sejenak meneteskan air mata untuk membuat pelukan itu menjadi erat.

Perlu kerja keras menyakinkan angel mengenai arti kebahagiaan. Memang benar kita tidak akan pernah merasakan bahagia kalau kita tidak pernah merasa bagaimana rasanya sedih dan menangis. Dengan menangis, kita akan mampu melebarkan mulut kita  untuk tersenyum. Dan arti kebahagian akan kita rasakan setelah semua itu terjadi.

Daniel melepaskan pelukannya, memecah suasana haru tersebut ”Huhh… sudah dech, kaya di sinetron saja.  Muka kamu kusut apa perlu aku setrika biar fress?” daniel memegang wajah angel dengan kedua tanganya berusaha menghibur angel agar bisa tersenyum.

”Kurang ajar, makasih ya…” angel kembali memeluk kedua sahabatnya.

 

*****

bersambung ke bag. 2

2 pemikiran pada “Ceritaku Hari Ini

  1. ..nice story… tp rey ga nyeritain tuu ngapain berkunjung k rumah ortunya tu anak2,.. misinya apa geethoo loh.., kita kan pengen tau juga….
    hehehe….

Tinggalkan komentar